GEOLOGI (PATAHAN/LIPATAN) LITOSFER
Litosfer: lapisan kulit bumi paling luar berupa batuan padat.
Tebal umumnya 20-50 km di bawah benua, 10-12 km di bawah samudra.
Kerak bumi disusun oleh:
Silikat aluminium (atau si-al)
Silikat magnesium (atau si-ma)
Lapisan si-al ada di atas kerak bumi, si-ma di bagian bawah kerak
bumi.
Lapisan-lapisan bumi dapat dibagi dalam tiga bagian:
Barisfer (inti bumi), terdiri atas lapisan nikel dan besi.
Pirosfer (peralihan), disebut juga mantel.
Litosfer (kulit bumi).
Penampang litosfer dapat digambarkan sebagai berikut:
BATUAN PEMBENTUK LITOSFER
Secara garis besar dapat dibagi 3:
Batuan beku: terjadi karena pembekuan magma
Batuan sedimen: terjadi karena proses pengendapan
Batuan metamorf: terjadi karena perubahan perlahan-lahan
BATUAN BEKU
Adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma yang membeku. Ciri
umumnya homogen, kompak, tak ada pelapisan, tidak mengandung fosil.
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibagi 3:
Batuan beku dalam: terbentuknya jauh di dalam permukaan bumi, pada
kedalaman 15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat lambat, batuannya
besar-besar dan berstruktur holokristalin atau terbentuk dari kristal sempurna
(karena dekat astenosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar dibanding batuan beku
luar, jarang ada lubang gas. Contohnya granit.
Batuan beku korok/gang: adalah batuan beku yang terbentuk di korok
atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak
cepat, sehingga struktur kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri.
Batuan beku luar: batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Proses pembukuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal
batuan. Contohnya riolit dan basalt.
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dibagi 2:
Batuan beku mineral ringan: tersusun atas mineral-mineral ringan
berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga bersifat
asam.
Batuan beku mine
ral berat: tersusun atas mineral-mineral berat yang berwarna gelap, sukar pecah, dan kadungan silikatnya sedikit sehingga sifatnya basa.
ral berat: tersusun atas mineral-mineral berat yang berwarna gelap, sukar pecah, dan kadungan silikatnya sedikit sehingga sifatnya basa.
BATUAN SEDIMEN
Adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses pengendapan.
Butiran batuan sedimen berasal dari macam-macam batuan lewat proses pelapukan,
lewat air ataupun angin.
Proses terbentunya disebut diagenesis, yang artinya menyatakan
terjadinya perubahan bentuk atau transformasi dari bahan deposit menjadi batuan
endapan. Pengendapan bahan-bahan yang tidak larut air menyebabkan keterikatan
butiran secara bersama-sama karena adanya proses sementasi. Jenis-jenis semen
ini adalah kalsium karbonat dan silikat.
Berdasarkan tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibagi 3:
Batuan sedimen akuatis: berasal dari pengendapan butir-butir
batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan.
Batuan sedimen aeolis (aeris): berasal dari pengendapan
butir-butir batuan oleh angin.
Batuan sedimen glasial: berasal dari pengendapan butir-butir
batuan oleh gletser.
Berdasarkan tempat pengendapannya batuan sedimen dibagi 5:
Batuan sedimen teristris: diendapkan di darat.
Batuan sedimen marine: diendapkan di laut.
Batuan sedimen limnis: diendapkan di danau.
Batuan sedimen fluvial: diendapkan di sungai.
Batuan seidmen glasial: diendapkan di daerah es/gletser.
Berdasarkan cara pengendapannya batuan sedimen dibagi 3:
Batuan sedimen mekanis: diendapkan secara mekanik tanpa mengubah
susunan kimianya. Contohnya batu pasir, tanah liat, konglomerat, breksi.
Batuan sedimen kimiawi: diendapkan secara kimiawi, artinya terjadi
perubahan struktur kimia. Contohnya batu kapur, gipsum, gamping.
Batuan sedimen organis: diendapkan lewat kegiatan organik (makhluk
hidup). Contohnya terumbu karang.
BATUAN MALIHAN/METAMORF
Adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun kimiawi, sehingga berbeda dari batuan induknya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses perubahannya antara lain suhu tinggi, tekanan kuat, dan
waktu lama.
Batuan metamorf dapat dibagi tiga:
Batuan metamorf kontak (metamorf termal): berubah karena pengaruh
suhu tinggi. Suhu tinggi karena letaknya dekat magma, atau ada di sekitar
batuan intrusi. Contohnya batolit, lakolit, sill. Pada zona ini banyak
ditemukan mineral-mineral bahan galian yang letaknya relatif teratur, contohnya
besi, timah, seng yang dihasilkan dari limestone dan calcareous shale.
Batuan metamorf dinamo (metamorf kinetis): berubah karena tekanan
yang tinggi, dalam waktu yang lama, dan dihasilkan proses pembentukan kulit
bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah berlawanan menyebabkan
butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali. Contohnya
batu lumpur menjadi batu tulis (slate).
Batuan metamorf pneumatolitis kontak: berubah karena pengaruh
gas-gas dari magma. Contohnya kuarsa dan gas borium berubah menjadi turmalin,
dengan gas florin menjadi topas (permata kuning).
SIKLUS LITOSFER BUMI
Siklus litosfer yang terjadi di bumi dapat digambarkan lewat skema
berikut:
Skema siklus litosfer, dengan keterangan sbb.:
1: Magma
(a): pendinginan, magma memadat
2: batuan beku
(b): perusakan batuan beku oleh tenaga eksogen, diangkut, dan
diendapkan
3: sedimen klastis (oleh curah hujan)
(c1): larutan dalam air diendapkan
4a: batuan sedimen kimiawi
(c2): larutan dalam air diambil organisme
4b: batuan sedimen organis
(d): tingginya suhu dan tekanan serta waktu lama mengubah batuan
sedimen
5: batuan metamorf
(e): jika keseimbangan suhu dan tekanan menurun mungkin mengubah
batuan metamorf
Terjadinya kulit bumi dapat digambarkan sebagai berikut:
Magma cair bersuhu tinggi keluar dari dapur magma dengan gas
terlarut di dalamnya. Karena di sekitar mulut magma dingin, magma membeku.
Proses pembekuan dapat terjadi di lapisan dalam, korok, atau di
permukaan bumi. Hasilnya tentu akan berbeda-beda.
Adanya pengaruh atmosfer, batuan beku akan rusak dan terbawa
aliran air, hembusan angin, gletser, gravitasi, dan diendapkan di tempat baru.
Hasilnya menjadi batuan sedimen.
Batuan klastik mengalami perubahan oleh tenaga endogen dan
eksogen. Menjadi batuan metamorf.
Batuan metamorf akan kembali ke dalam magma dan ada yang berubah
sendiri karena alam. Yang kembali dalam magma melebur menjadi magma, kemudian
siklus kembali seperti semula.
TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI
Secara garis besar dapat dibagi dua:
Tenaga Endogen: berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun
permukaan bumi. Terdiri atas tiga unsur: tektonis, vulkanis, dan seismis.
Tenaga Eksogen: berasal dari luar bumi dan bersifat merusak.
Terdiri atas empat unsur: pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.
Tenaga Ekstrateresterial: berasal dari ruang angkasa. Contohnya
meteor.
Ada tiga tahap pembentukan relief muka bumi:
Permukaan tahap pertama: paling luas, berupa benua dan basin
lautan.
Permukaan tahap kedua: disebabkan kegiatan internal berupa tenaga
endogen.
Permukaan tahap ketiga: dihasilkan tenaga dari luar bumi, terutama
matahari.
TENAGA ENDOGEN
Adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi.
1. Tenaga Tektonis
Merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya
perubahan letak lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal. Gerak
tektonis dibagi atas dua: epirogenesa dan orogenesa.
Tektonis epirogenesa: proses perubahan bentuk daratan yang
disebabkan oleh tenaga yang lambat dengan arah vertikal, meliputi wilayah yang
luas. Ada dua macam:
Epirogenesa positif adalah gerakan yang menyebabkan daratan
mengalami penurunan sehingga seolah permukaan laut naik. Penyebabnya antara
lain tambahan beban (misalnya karena sedimen yang sangat tebal, disebut
geosinklinal), atau karena tertutup glasial yang sangat tebal.
Epirogenesa negatif adalah gerakan yang menyebabkan naiknya
permukaan daratan sehingga seolah permukaan air turun.
Epirogenesa positif dan epirogenesa negatif
Tektonis orogenesa: pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat
meliputi wilayah yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunung akibat
tabrakan lempeng benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran
punggung samudra dengan benua. Tenaga ini biasanya diikuti pelengkungan
(warping), lipatan (folding), patahan (faulting), dan retakan (jointing).
Lipatan (fault) terjadi karena tekanan yang lemah, tapi berlangsung
terus-menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal, lembah lipatan disebut
sinklinal. Ada empat tipe lipatan umum:
Lipatan tegak, dihasilkan dua arah mendatar disertai kekuatan dan
arah gerakan sama.
Lipatan miring, diakibatkan gaya tangensial satu dan yang lain.
Ditunjukkan oleh bidang porosnya yang miring.
Lipatan menggantung, diakibatkan salah satu gaya tangensial yang
terus bekerja sehingga salah satu sisi lain lebih miring. Sedemikian sehingga
kemiringan sayap dan kecuramannya sudah melalui poros vertikal.
Lipatan rebah, diakibatkan lipatan miring dan menggantung
mendapatkan gaya tangensial yang lebih besar dari yang lain.
Lipatan sesar sungkup, diakibatkan lipatan rebah tetap mendapatkan
tekanan gaya tangensial.
Lipatan isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama besar.
Lipatan monoklinal, yaitu pencuraman setempat di suatu daerah yang
umumnya ditandai kemiringan landai.
Lipatan terbuka, lipatan yang masih berpotensi lebih melengkung
lagi.
Patahan (fold) terjadi karena adanya tekanan yang kuat melampaui
titik patah batuan, dan berlangsung sangat cepat. Tidak hanya retakan, batuan
pun dapat terpisah. Ada tiga macam patahan:
Normal fault: patahan yang arah lempeng batuannya turun mengikuti
arah gaya berat.
Reserve fault: patahan yang arah lempeng batuannya naik berlawanan
arah dengan gaya berat.
Strike slip fault: patahan yang arah lempeng batuannya horisontal
berlawanan arah dengan gaya berat.
Patahan dapat menghasilkan bentuk-bentuk permukaan bumi seperti
berikut:
Graben atau Slenk, yakni suatu depresi yang terbentuk antara dua
patahan.
Horst atau tanah naik, yakni jika antara dua patahan mengalami
pengangkatan lebih tinggi.
Fault scrap, yakni dinding terjal (cliff) yang dihasilkan patahan
dengan salah satu blok bergeser ke atas menjadi lebih tinggi.
Retakan (joint) terjadi karena pengaruh gaya renggangan, sehingga
batuan mengalami retak-retak tapi masih bersambung. Biasanya ditemukan pada
batuan rapuh di daerah puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint.
Berdasarkan cara pembentukannya ada dua macam retakan, yakni:
Retakan yang disebabkan tekanan (shear/compression joints),
umumnya terlihat paralel dengan gejala sesar.
Retakan yang disebabkan tarikan (tension joints), berbentuk tidak
teratur dengan bidang-bidang tidak rata dan selalu terbuka.
Pelengkungan (warping) adalah gerak vertikal yang tidak merata
pada suatu daerah, khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan
struktur lapisan yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke
atas menjadi kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
Bumi sebenarnya tersusun oleh sejumlah potongan daratan yang
tersusun seperti mainan gambar potong (puzzle). Potongan-potongan ini disebut
sebagai lempeng tektonik. Lempeng tektonik ini bersifat dinamis dan terus
bergerak. Tabrakan antara dua lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa
tektonik.
Lempeng-lempeng tektonik di dunia antara lain:
Lempeng Amerika Utara
Lempeng Amerika Selatan
Lempeng Afrika
Lempeng Eurasia
Lempeng Arabia
Lempeng Pasifik
Lempeng Indian Australia
Lempeng Antartika
Lempeng Kokos
Lempeng Karibia
Lempeng Juan de Fuca
Lempeng Filipina
Lempeng Scotia
Teori tentang eksistensi lempeng benua ini pertama dikatakan oleh
Harry Hess pada 1968. Kerak bumi atau litosfer yang mengapung di atas lapisan
astenosfer yang bersifat plastis akibat proses naiknya magma ke permukaan.
Lempeng-lempeng ini berjalan dengan kecepatan orde beberapa sentimeter per
tahun.
Lempeng ini saling bertemu di tepi garis yang berbeda, yaitu:
Perluasan lempeng yang terjadi pada pematang samudera (zona
Divergen)
Ditandai adanya parit (palung) tempat satu lempeng menunjam di
bawah lempeng yang lain (zona Konvergen)
Saling bergesekan pada sisinya ketika saling melewati (zona Sesar
mendatar)
Secara umum lempeng tektonik dibagi dua:
Plate benua (lempeng benua): lempeng tektonik bergeser membawa
benua
Plate lautan (lempeng samudra): lempeng tektonik bergeser membawa
dasar samudera.
2. Tenaga Vulkanis
Dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas
magma dalam litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi.
Magma adalah materi silikat pijar yang ada di dalam lapisan kulit
bumi. Macam magma berdasarkan susunan mineralnya adalah:
Magma asam (granitis): magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO3)
dan berwarna terang.
Magma basa (basaltis): magma yang banyak mengandung besi dan
magnesium dan berwarna gelap.
Magma pertengahan (andesit): magma yang mengandung kuarsa, besi,
dan magnesium seimbang dan berwarna kelabu gelap.
Terdapat dua gerakan magma:
Intrusi Magma: proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan
dan celah pada lapisan pembentuk litosfer, tapi tidak sampai keluar ke
permukaan bumi. Terjadi akibat tekanan gas-gas yang terkandung dalam magma itu
sendiri.
Ekstrusi Magma: proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada dua
cara proses keluarnya: MELELEH (erupsi efusif), melalui rekahan pada badan
gunung api, serta MENDESAK (erupsi eksplosif), yang menghancurkan sebagian
badan gunung api. Ada tiga macam ekstrusi: LINIER yaitu proses keluarnya magma
melalui patahan atau pada suatu garis memanjang. SENTRAL yaitu magma keluar
lewat satu titik pusat yaitu pipa letusan. Tipe gunung api dengan ekstrusi
sentral: 1) efusif (peristiwa keluarnya magma tanpa ledakan), 2) eksplosif
(peristiwa keluarnya magma disertai ledakan hebat), 3) campuran (campuran
efusif dan eksplosif). AREAL yaitu magma muncul di banyak tempat dalam wilayah
yang luas.
Berdasarkan bentuknya gunung api dibagi tiga:
Strato: berbentuk kerucut, yang terbentuk karena materi letusan
gunung api yang merupakan campuran erupsi efusif dan eksplosif. Terjadi
berulang-ulang sehingga membentuk badan gunung. Hampir semua gunung api di
Indonesia bertipe strato.
Maar: berbentuk seperti danau kecil, karena letusan eksplosif yang
relatif tidak kuat dan hanya berlangsung sekali. Contohnya Gunung Lamongan
(Jawa Timur).
Perisai: berbentuk seperti perisai, karena letusan dengan bahan
keluaran yang sangat cair. Contohnya gunung api di kepulauan Hawaii.
Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan:
Hawaii, yakni magma sangat cair dengan tekanan gas rendah, dapur
magma yang dangkal. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawaii.
Stromboli, yakni erupsi tidak begitu eksplosif, namun berlangsung
lama. Dapur magmanya agak dalam. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung
Raung di Indonesia.
Vulkano, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi, berasal
dari dapur magma dangkal sampai dalam. Contohnya Gunung Etna di Italia.
Perret (Plinian), yakni memiliki ledakan sangat dahsyat disertai
material yang menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang sangat tinggi.
Contohnya Gunung Krakatau.
Merapi, yakni magma kental dan mengalir perlahan karena tekanan
gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah, mengakibatkan tekanan gas
makin kuat hingga kawah terangkat dan pecah disertai keluarnya awan panas.
Contohnya Gunung Merapi.
Saint Vincent, yakni magma kental dengan tekanan gas sedang
berasal dari dapur magma yang dangkal. Contohnya Gunung Saint Vincent di
Kepulauan Antiles.
Pelee, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi berasal dari
dapur magma yang dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.
Struktur dalam gunung berapi:
Jalur gunung api di Indonesia terlihat dalam peta berikut.
3. Tenaga Seismis
Adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena
adanya gerakan, terutama dari dalam lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab
gempa bumi dapat dibagi tiga:
Gempa tektonis, yakni disebabkan gerakan yang terjadi di dalam
kulit bumi secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergeseran.
Gempa vulkanis, yakni disebabkan oleh letusan atua retakan yang
terjadi di dalam struktur gunung berapi. Gempa ini terjadi karena adanya magma
atau batuan meleleh yang menerobos ke arah kerak bumi. Terasa hanya di sekitar
gunung berapi, karena intensitasnya lemah hingga sedang.
Gempa runtuhan atau terban, antara lain terjadi karena longsoran
massa batuan, misalnya dari lereng gunung. Intensitasnya sangat kecil.
Gerakan gempa diukur dengan sebuah alat yang peka terhadap getaran
yang bernama seismograf.
Untuk mengukur tingkat intensitas gempa digunakan beberapa macam
skala.
Skala Richter mengukur kekuatan gempa sebagai berikut:
> 8 SR Bencana nasional (national disaster)
7-8 SR Gempa besar (major earthquake)
6-7 SR Gempa destruktif (destructive earthquake)
5-6 SR Gempa merusak (damaging earthquake)
4-5 SR Gempa keras (strongly felt earthquake)
3-4 SR Gempa kecil (small quake)
0-3 SR Goncangan kecil (small shock quake)
Skala Mercalli mengukur kekuatan gempa sebagai berikut:
I Tidak terasa, hanya tercatat oleh alat peka getaran
II Dirasakan oleh orang yang sedang tertidur
III Terasa di dalam rumah, belum diketahui bahwa berasal dari
gempa bumi (seolah seperti gerakan truk lewat)
IV Terasa di dalam rumah, benda-benda bergoyang, pintu dan jendela
bergemertak, benda-benda dari kaca gemerincing
V Terasa di luar rumah, yang tidur terbangung, air bergoyang,
benda-benda digantung jatuh, pintu bergoyang
VI Terasa semua orang, panik, berjalan tidak stabil, kaca pecah,
benda digantung berjatuhan
VII Sulit berdiri tegak, dirasakan orang berkendara, tembok rumah
runtuh
VIII Sulit mengemudikan mobil, cabang-cabang pohon patah,
rumah-rumah dengan pondasi lemah dapat runtuh
IX Kepanikan umum, tembok-tembok roboh, rumah-rumah dengan tembok
kuat mengalami kerusakan berat, pipa-pipa bawah tanah pecah
X Bangunan beton rusak, bendungan hancur, air danau bergolak
XI Pipa-pipa bawah tanah hancur total, jembatan hancur, rel kereta
api bengkok
XII Kerusakan total, batuan retak-retak, benda-benda terlempar ke
udara
Skala lain yang digunakan:
• Rossi & Forrel Intensity Scale
• Skala Beno Gutenberg
Menurut episentrumnya gempa dibagi 2:
• Gempa sentral jika episentrumnya berupa titik.
• Gempa linear jika episentrumnya berupa garis.
Menurut kedalaman hiposentrumnya gempa dibagi 3:
• Gempa dangkal (< 100 m)
• Gempa menengah (100-300 m)
• Gempa dalam (300-700 m)
Menurut letak episentrumnya gempa dibagi 2:
• Gempa darat
• Gempa laut
Menurut jarak episentrumnya gempa dibagi 3:
• Gempa setempat, jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km
• Gempa jauh, jika jarak episentrumnya sekitar 10.000 km
• Gempa sangat jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km
Energi dari dalam bumi merambat lewat tiga jenis gelombang:
• Gelombang primer (longitudinal), yakni gelombang pertama kali
dicatat seismograf.
• Gelombang sekunder (transversal), yakni gelombang yang tercatat
setelah gelombang primer.
• Gelombang panjang, yakni gelombang dari episentrum yang menyebar
ke segala arah lewat permukaan bumi.
Untuk menghitung jarak antara episentrum dan stasiun pencatat,
digunakan Rumus Laska:
J = {(S – P) – 1’} x 1000 km
di mana:
J = Jarak episentrum
S = Waktu gelombang sekunder
P = Waktu gelombang primer
1’ = 1 menit
Beberapa istilah yang berkaitan dengan seisme:
• Hiposentrum yakni pusat gempa bumi di lapisan bumi bagian dalam.
Sering disebut juga fokus.
• Episentrum yakni pusat gempa bumi di permukaan bumi, tegak lurus
hiposentrum.
• Seismograf yakni alat pencatat gempa bumi.
• Seismogram yakni gambaran getaran gempa bumi yang dicatat
seismograf.
• Pleistoseista yakni garis yang membatasi daerah yang mengalami
kerusakan terhebat di sekitar episentrum.
• Homoseista yakni garis yang menghubungkan daerah-daerah yang
dilalui gelombang getaran gempa yang sama dalam waktu yang sama.
• Isoseista yaitu garis yang mengubungkan daerah-daerah dengan
kekuatan gempat yang sama.
• Makroseista yaitu daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan
terhebat akibat gempa.
Gambaran episentrum gempa di seluruh dunia, yakni sebanyak 358.214
kejadian antara 1963-1998.
TENAGA EKSOGEN
Adalah tenaga yang bersifat dari luar bumi dan sifatnya merusak.
Terdiri atas pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.
1. Pelapukan
Adalah proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang
disebabkan oleh pengaruh-pengaruh cuaca, angin, dan organisme. Berdasarkan
proses terjadinya, pelapukan dibagi tiga:
Pelapukan Mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil tanpa mengubah susunan kimia batuan.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelapukan mekanik antara lain:
• Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Kondisi
ini umumnya terjadi di gurun. Suhu di siang hari umumnya sangat panas, malam
hari sangat dingin. Menyebabkan batuan memuai dan mengerut sangat tidak
beraturan dan cepat sehingga batuan pecah.
• Pembekuan air dalam celah-celah batuan. Air dalam keadaan cair
akan meningkat volumenya ketika dalam bentuk es. Maka, air yang membeku dalam
celah batuan dapat menekan batuan sehingga pecah.
• Mengkristalnya air garam.
Pelapukan kimiawi adalah proses penghancuran massa batuan disertai
perubahan struktur kimia batuan. Umumnya terjadi karena pelarutan. Air hujan
mengandung CO2 dan asam amoniak sangat besar daya larutnya. Selain itu, suhu
udara tinggi dan curah hujan yang besar dapat mempercepat proses pelapukannya.
Pelapukan ini umum ditemukan di daerah kapur.
Hasil dari pelapukan ini umumnya terlihat dari beberapa bentang
alam berikut:
• Ponor, yaitu lubang dalam seperti pipa akibat larutnya batuan
kapur oleh air hujan.
• Dolin, yaitu lekukan berbentuk corong, karena larutnya batuan
kapur atau runtuhnya langit-langit gua di daerah kapur.
• Stalagtit dan stalagmit.
• Sungai bawah tanah.
2. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan partikel batuan
secara alamiah oleh tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain
angin dan air. Erosi menurut penyebabnya dapat dibagi atas empat macam:
Erosi Aliran Permukaan terjadi apabila intensitas dan lamanya
hujan melebihi kapasitas infiltrasi.
Erosi Angin disebabkan oleh angin, yang disebut juga deflasi atau
ablasi. Erosi ini banyak terjadi di daerah gurun. Ciri-ciri yang dapat diamati
akibat erosi angin adalah batu jamur. Bentuk erosi yang disebabkan angin dapat
dibedakan sebagai berikut:
• Tiupan angin menerbangkan partikel debu ke tempat yang jauh.
• Angin menggulingkan pecahan batuan atau bukit pasir.
• Kerikil dan bongkahan batu yang tidak dapat digerakkan angin
akan tertinggal di belakang permukaan. Bongkahan tersebut akan tergores dan
mengikis batuan lainnya.
Erosi Gletser atau erosi glasial adalah erosi yang terjadi akibat
pengikisan massa es yang bergerak menuruni lereng. Dapat terjadi di pegunungan
yang tertutup salju. Ciri khas bentuk lahannya adalah adanya alur-alur lembah
yang arahnya relatif sejajar. Jika berlangsung lama akan membuat lembah-lembah
dalam berbentuk huruf U.
Erosi Air Laut disebut abrasi atau erosi marine. Erosi ini
disebabkan gelombang yang mampu mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian
diendapkan di sekitar pantai. Beberapa bentuk lahan akibat erosi air laut antara
lain:
• Cliff, yakni pantai berdinding curam hingga tegak.
• Relung, yakni cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding
cliff.
• Dataran abrasi, yakni hamparan wilayah yang datar akibat abrasi
dan dapat terlihat jelas pada pasang surut.
Menurut kecepatannya erosi dapat dibagi dua:
• Erosi Geologi (Erosi Alami), yaitu erosi yang berjalan sangat
lambat, di mana jumlah tanah tererosi sama dengan jumlah tanah terbentuk. Erosi
ini tidak berbahaya, karena terjadi dalam keseimbangan alami.
• Erosi Dipercepat (Accelarated Erosion) adalah erosi yang terjadi
lebih cepat akibat aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah
tanah tererosi lebih besar dibanding tanah terbentuk. Berjalan sangat cepat
sehingga tanah di permukaan hilang.
Berdasarkan bentuknya erosi dapat dibagi:
• Pelarutan, umumnya di tanah kapur yang mudah dilarutkan air.
• Erosi percikan (splash erosion): curah hujan yang langsung jatuh
ke tanah dapat melempar butir-butir tanah sampai setingi 1 meter.
• Erosi lembar (sheet erosion): pemindahan tanah terjadi lapis
demi lapis mulai dari lapisan teratas. Erosi ini sepintas tidak telrihat,
karena kehilangan lapisan tanah yang seragam, namun berbahaya karena suatu saat
lapisan teratasnya akan benar-benar habis.
• Erosi alur (rill erosion): dimulai dari genangan-genangan kecil
setempat di suatu lereng, bila air dalam genangan tersebut mengalir
terbentuklah alur-alur bekas aliran tersebut.
• Erosi Gully (Gully erosion): erosi ini merupakan lanjutan erosi
alur. Karena alur yang terus-menerus digerus aliran air, maka alur tersebut
menjadi dalam dan lebar dengan aliran yang lebih kuat.
• Erosi parit (channel erosion): parit-parit yang besar sering
masih mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran ini dapat mengikis dasar
parit atau dinding-dinding parit di bawah permukaan air, sehingga dinding di
atasnya dapat runtuh ke dasar parit.
Erosi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
• Curah hujan. Intensitas hujan dapat mempengaruhi erosi. Semakin
deras hujan, maka semakin besar erosi yang ditimbulkan.
• Sifat-sifat tanah. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan
tanah terhadap erosi adalah tekstur tanah, struktur tanah, daya
infiltasi/permeabelitas tanah, dan kandungan bahan organik.
• Lereng/topografi. Erosi akan meningkat apabila lereng semakin
curam atau panjang.
• Vegetasi. Vegetasi mempunyai pengaruh terhadap erosi, seperti
menghalangi air hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat
aliran permukaan dan memperbanyak air infiltrasi, serta penyerapan air di dalam
tanah diperkuat transpirasi/penguapan air lewat vegetasi.
• Manusia. Tindakan manusia seringkali berdampak buruk terhadap
lingkungan yaitu mempercepat erosi.
3. Mass Wasting
Adalah perpindahan massa batuan/tanah akibat pengaruh gaya berat.
Prosesnya mirip dengan terjadinya erosi. Bentuk-bentuk mass wasting antara lain
sebagai berikut:
• Tanah longsor (land slide)
• Tanah amblas atau ambruk (subsidence)
• Tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang
gerakannya terputus-putus, sehingga memperlihatkan bentuk mirip teras.
• Tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh air
pada lereng-lereng landai.
• Lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir dengan
kadar air tinggi.
• Rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat
lambat pada lereng landai.
4. Sedimentasi
Adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga
media pengangkutannya berkurang/melambat. Karena medianya berbeda-beda,
sedimentasi juga menghasilkan bentukan alam yang berbeda pula:
Sedimentasi Fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang
diangkut air sepanjang aliran sungai. Tempatnya antara lain di dasar sungai,
danau, atau muara sungai. Pengendapan di sepanjang aliran air sungai
memperlihatkan ciri khas, yaitu makin ke hilir makin kecil ukuran butir batuan
yang diendapkan. Di hulu, batuan yang diendapkan berupa batu besar, di tengah
batuan lebih kecil, kerikil, dan pasir kasar, dan di hilir pasir halus dan
lumpur.
Sedimentasi Aeolis adalah proses pengendapan materi-materi yang
dibawa atau diangkut angin. Proses ini banyak terjadi di daratan. Sering juga
disebut sedimentasi teresterial.
Sedimentasi Marine adalah pengendapan materi hasil abrasi di
sepanjang pantai.
Bentuk-bentuk sedimentasi ini antara lain:
• Kipas alluvial, yaitu bentuk alam menyerupai kipas atau kerucut
rendah.
• Delta, yakni bentuk endapan yang ditemukan di muara sungai
berbentuk menyerupai huruf delta. Delta terdiri dari berbagai macam bentuk:
Delta Runcing (contohnya Delta Sungai Tiber), Delta Cembung/Busur Kipas
(contohnya Delta Sungai Nil), Delta Pengisi Estuarium (contohnya Delta Sungai
Seine), Delta Kaki Burung/Delta Lobben (contohnya Delta Sungai Mississippi).
• Dataran banjir (floodplain), yaitu hasil pengendapan sedimen
pada bekas aliran yang ditinggalkan pada daerah meander.
• Sand dunes (bukit pasir).
• Tombolo, yaitu endapan pasir/kerikil yang menghubungkan antara
pulau dekat pantai dan daratan utama.
• Nehrung (lidah pasir), yaitu endapan pasir yang bentuknya
menyerupai lidah, biasa ditemukan pada mulut sebuah teluk atau muara sungai.
• Moraine (morena), yaitu endapan pasir, kerikil, atau
bongkah-bongkah batuan yang diendapkan gletser.
• Tanggul sungai yang terdapat di tepi sungkai dan arahnya sejajar
aliran air sungai.
• Tanggul pantai adalah hasil pengendapan material yang dibawa
sungai tapi dibantu arus laut dengan arah tegak lurus tanggul sungai.
• Beting adalah endapan di tengah sungai atau di muara karena
menurunnya daya angkut air sungai secara tiba-tiba.
• Gosong mirip seperti beting, hanya saja permukaan gosong kadang
tidak tampak di permukaan air, kadang tampak.
• Meander adalah belokan sungai 1800 atau lebih.
• Sungai mati (oxbow lake) adalah bagian sungai yang terpotong
bernentuk bulan sabit dan merupakan sungai mati, sehingga tampak mirip danau.
RELIEF DARATAN
Gambaran relief muka bumi di daratan adalah sebagai berikut:
GUNUNG
Adalah kawasan yang menjulang sedikitnya 620 m lebih tinggi dari
kawasan di daerah sekitarnya. Gunung sangat berpengaruh terhadap cuaca: massa
gunung yang besar membelah arus angin yang bertiup teratur di sekeliling buki
sehingga menimbulkan bermacam iklim.
PEGUNUNGAN
Adalah rangkaian dari gunung-gunung yang membuat satu jalur. Ada
beberapa macam pegunungan:
• Pegunungan dome, diakibatkan tenaga endogen ke atas yang tidak
begitu kuat.
• Pegunungan patahan, terjadi karena permukaan bumi yang lapisan
batuannya rapuh terkena tenaga endogen yang kuat dan tiba-tiba.
• Pegunungan lipatan, diakibatkan terlipatnya lapisan-lapisan
sedimen karena gerakan tangensial dari dalam bumi.
• Pegunungan kompleks, merupakan hasil dari beberapa proses yang
mengakibatkan bentuk-bentuk di atas.
• Pegunungan berapi, yang ditimbulkan oleh proses vulkanisme.
Secara geologis Indonesia merupakan pertemuan antara Lempeng
Eurasia dan India-Australia. Pertemuan keduanya membentuk dua jalur pegunungan
lipatan yang melalui wilayah Indonesia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum
Pasifik.
Sirkum Mediterania berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian
menyambung ke Pegunungan Himalaya di Asia masuk ke Indonesia lewat Sumatra,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di wilayah Indonesia Sirkum Mediterania
terbagi dua:
• Busur Dalam yang merupakan jalur vulkanis. Wilayah yang termasuk
busur dalam antara lain Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Oleh karena itu
di jalur ini banyak dijumpai gunung api aktif.
• Busur Luar yang merupakan jalur nonvulkanis yang sebagian besar
terletak di dasar laut. Wilayahnya meliputi pantai barat Sumatra, pantai
selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku
Sirkum Pasifik berawal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan
kemudian menyambung ke Pegunungan Rocky di Amerika Utara, Jepang, Filipina, dan
masuk ke Indonesia melalui Sulawesi bersambung ke Halmahera hingga Papua.
DATARAN TINGGI
Adalah bagian muka bumi yang relatif datar dan ketinggiannya
antara 200 m – 700 m. Dataran tinggi yang lerengnya curam disebut plateau.
BUKIT
Adalah bagian muka bumi yang menyerupai gunung, tapi lebih rendah
dari gunung, dengan ketinggian 200 m hingga 300 m.
DATARAN RENDAH
Adalah permukaan bumi yang datar dan luas, ketinggian antara 0 m
hingga 200 m. Terjadi umumnya akibat sedimentasi sungai yang bermuara pada laut
dangkal.
RELIEF DASAR LAUT BUMI
SHELF
Adalah dangkalan benua atau paparan, yakni kelanjutan dari benua
yang tergenang air, dengan kedalaman kira-kira 0 m – 200 m. Ada dua paparan
besar di Indonesia:
• Paparan Sunda, dasar laut antara Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Kedalaman rata-ratanya 40 m – 45 m.
• Paparan Sahul, dasar laut antara Papua dan Australia. Kedalaman
rata-ratanya 45 m – 60 m.
CONTINENTAL SLOPE
Adalah bidang miring yang membatasi dangkalan benua, dengan
kemiringan antara 10 hingga 350. Kedalamannya kira-kira 200 m hingga 1.800 m.
PUNGGUNG LAUT (RIDGE)
Adalah bukit-bukit di bawah laut. Punggung laut yang melandai
disebut rise.
AMBANG LAUT
Adalah punggung laut yang tidak muncul di permukaan laut dan
terletak di antara 2 laut dalam.
PLATO DAN GUNUNG LAUT
Plato adalah bentukan positif dengan puncak yang relatif datar.
Sementara gunung laut adalah gunung yang kakinya berasal dari dasar laut, dan
mungkin muncul puncaknya di permukaan laut.
LUBUK LAUT/BASIN/BEKKEN
Adalah depresi luas yang bentuknya cekung membulat/lonjong karena
adanya pemerosotan dasar laut.
PALUNG LAUT/TRENCH/TROG
Adalah dasar laut yang sangat dalam dengan dinding curam, semakin
ke bawah akan semakin sempit. Trench adalah palung laut yang memanjang, sempit,
dengan lereng yang tidak begitu curam. Trog adalah palung laut yang memanjang
lebih lebar dari trench dan berlereng curam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar