Pengaruh
Standar Sarana dan Prasarana Toilet Terhadap Kinerja Karyawan
The Effect of Toilet Facilities and
Infrastructure Standards for Employee Performance
Oleh
: Fadhlih Zharfan
175211036
Program
Studi D3-Administrasi Bisnis, Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik
Negeri Bandung
E-mail:
fadhlihzharfan24@gmail.com
ABSTRAK
Toilet
adalah salah satu sarana yang diperlukan di dalam suatu bangunan. Penggunaan toilet
sangat intens sehingga diperlukan jumlah yang sesuai dengan keadaan toilet yang
baik. Sarana toilet yang baik akan mencerminkan bahwa suatu perusahaan/kantor
memiliki pelayanan yang prima dengan pegawai yang profesional dan disiplin. Toilet
yang sesuai dengan standar akan menciptakan lingkungan kantor yang sehat. Kesesuaian
keadaan toilet akan menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi para pegawai
sehingga akan meningkatkan produktivitas dan pelayanan.
Keadaan
toilet yang baik disebabkan oleh para petugas kebersihan yang profesional dan
prima dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan toilet. Selain itu didukung dengan para pengguna yang
disiplin dalam pemakaian fasilitas toilet.
Namun,
dalam kenyataannya banyak kantor dengan kondisi yang tidak sesuai standar. Bahkan
terkesan acuh dalam menanggapi hal tersebut. “Toilet” mungkin terdengar hal
yang kecil namun dapat dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan pegawai dan
kantor.
Kata kunci : Toilet, Sarana, Nyaman, Standar
ABSTRACT
A toilet is one of the facilities needed
in a building. The use of toilets is so intense so the toilets must be in the
good condition and have to be calculated between quantity of the toilets and employees.
A good toilet facility wil reflect that a company/office has excellent service
with professional and disciplined employees. Toilets that comply with
standards will create a healthy office environment. Suitability of the toilet will
create comfortable and safety condition for employees, so it will increase
their productivity and services.
A good toilet situation is caused by cleaners
who are professional and good for keeping it clean and comfortable. In
addition, it is supported by disciplined users who use the toilet facilities.
However, in reality many offices is not up
to standard. Even seems like they don’t care about that. “Toilet” maybe sounds
simple but it can give big impact for employees and offices life.
Keyword: Toilet, Facilities, Comfortable, Standard
PENDAHULUAN
Kantor
merupakan suatu kata yang berasal dari Bahasa Belanda yaitu “kantoor”. Menurut
JC Denyer(1973) kantor merupakan setiap tempat yang biasanya pekerjaan kantor
dilaksanakan, dengan apapun nama yang diberikan kepada tempat tersebut. Setiap
kantor dalam melakukan aktivitasnya adalah untuk mencari informasi maupun
keuntungan yang dimana memiliki tujuan utama yaitu untuk memberikan informasi
atau keterangan bagi yang membutuhkan. Di dalam pekerjaan kantor ada banyak hal
yang dikerjakan dimulai dari menerima informasi, mengumpulkan informasi,
mengolah informasi, menyimpan informasi, sampai menyalurkan informasi tersebut.
Dalam menunjang pekerjaan-pekerjaan
yang akan dilakukan oleh pegawai kantor diperlukan sarana dan prasarana. Sarana
dan prasarana akan membanu para pekerja dalam menjalankan pekerjaan kantor.
Sehebat apapun karyawan tetapi tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
baik, sulit akan untuk mencapai tujuan kantor.
Setiap kantor sesuai dengan fungsi
dan klasifikasi bangunan gedungnya harus menyediakan kelengkapan sarana dan
prasarana dengan pemanfaatan Gedung kantor untuk memberikan kemudahan bagi
pengguna bangunan gedung dan pengunjung bangunan gedung dalam menjalankan
aktivitasnya. Salah satu contoh penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana
adalah adanya sarana penunjang seperti toilet.
Toilet merupakan suatu ruangan
dimana seseorang yang akan melakukan buang air, membasuh muka atau tangan, atau
bercermin. Toilet merupakan salah satu ruangan (kamar kecil) yang wajib ada
disetiap kantor karena fungsinya yang sangat penting bagi para
pekerja/pegawai/karyawan dan pengunjung kantor mengingat manusia yang memiliki
siklus ekskresi (proses pembuangan
sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya bagi makhluk hidup) yang terus berjalan selama hidupnya.
Toilet yang disediakan/berada dalam
kantor harus dalam keadaan yang memenuhi persyaratan dan standar sehingga
pengguna dapat merasa aman dan nyaman. Kantor pada dasarnya harus memerhatikan keamanan
dan kenyamanan toilet yang disediakan untuk para pegawai maupun pengunjung
kantor. Sehingga dapat mewujudkan produktivitas pekerja dan kepuasan bagi para
pengunjung. Pada kenyataannya banyak kantor melalaikan ke-ergonomisan toilet.
Banyak kantor yang memiliki toilet
yang dalam keadaan kotor, tidak tertata dengan baik, jumlah toilet yang tidak
sesuai, bau, dan kondisi air yang tidak baik. Ada pepatah yang mengatakan “jika
Anda ingin melihat kebersihan suatu tempat, maka lihatlah toilet dan kamar mandinya”. Banyak pengunjung
kantor yang dapat melihat kebersihan kantor maupun karyawan dilihat dari
keadaan kamar mandinya. Kamar mandi pula lah yang akan menjadi sumber penyakit
bagi karyawan maupun pengunjung.
Sebab itulah penulis membuat jurnal
dengan latar belakang toilet, karena hal tersebut sangat berpengaruh pada
kehidupan kantor.
METODE
Metode penelitian dalam pembuatan jurnal ini adalah
metode studi lapangan, yang dimana penulis terjun langsung untuk melakukan
penelitian, survey, uji kelayakan, dan wawancara. Selain melakukan penelitian
langsung ditambah dengan studi pustaka yaitu membaca dan mengutip materi buku
maupun jurnal untuk menguatkan hasil penelitian.
LITERATUR
Toilet merupakan salah satu sarana dan prasarana
kantor sehingga diperlukan terlebih dahulu pengetahuan dari sarana dan
prasarana itu sendiri.
Sarana
dan Prasarana
Menurut Harmon (2013) yang dimaksud dengan sarana
merupakan semua yang berwujud fisik untuk menunjang seseorang dapat bekerja
dengan harapan dapat mencapai tujuan dari kantor. Selain itu, pengertian lain
dari sarana oleh Donni Juni Priansa (2013) merupakan alat yang digunakan untuk
melaksanakan sebuah proses kegiatan kantor. Dapat dikatakan sarana adalah
sesuatu yang berupa fisik dan bersifat penting sehingga dapat memudahkan dalam
proses penyelesaian tugas dan pekerjaan kantor.
Sarana bisa dalam bentuk gedung, ruangan kantor, mesin-mesin
kantor, peralatan dan perlengkapan, dan lain sebagainya.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana menurut
Harmon (2013) adalah semua yang tidak berwujud fisik melainkan non fisik yang
berfungsi sebagai pedoman, standar atau tolok ukur bagi para pegawai/pekerja
dalam bekerja di suatu kantor. Prasarana dapat berbentuk Standard Operating Procedures (SOP), peraturan, Manual Book,dan lain sebagainya.
Prasarana kantor ini bagi orang-orang yang bekerja akan dijadikan sebagai
petunjuk agar dapat bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sarana dan prasarana dengan staff kantor tidak bisa
dipisahkan satu sama lain karena saling berhubungan.
Prasarana
|
Sarana
|
Pegawai
|
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa setiap elemen
saling keterkaitan, pegawai akan membuat suatu prasarana baik berbentuk SOP/Peraturan/Manual Book bagi pekerjaannya dan untuk
memelihara sarana kantor bagi para pegawai itu sendiri. Apabila pegawai
melaksanakan prasarana yang dibuat untuk menjaga suatu sarana dengan baik maka
akan terciptanya ketertiban, kenyamanan, dan produktivitas untuk para pegawai.
Bisa dikatakan dari pegawai, oleh pegawai, dan untuk pegawai.
Sarana dan prasarana yang harus diperhatikan di dalam
kantor salah satunya adalah toilet dikarenakan manusia yang bekerja pada suatu
kantor ataupun pengunjung/tamu yang datang tidak menutup kemungkinan akan
menggunakan toilet bisa dibilang pasti menggunakan toilet. Toilet adalah
kebutuhan penting yang harus dimiliki dimana pun manusia berada pasti akan
disediakan toilet dimulai dari kantor, tempat ibadah, sekolah/lembaga
pendidikan, pesawat terbang, mall, bahkan
toilet portabel sering disediakan di tempat-tempat umum. Dari situ bisa kita
simpulkan bahwa toilet berperan penting bagi kehidupan manusia.
TOILET
Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang
air besar dan kecil, tempat cuci tangan dan muka. Toilet pasti selalu
disediakan ditempat mana pun. Oleh karena itu dalam suatu kantor diperlukan
ruangan toilet untuk menunjang para karyawan dan tamu kantor atau pengunjung.
Pada kenyataannya toilet yang berada
beberapa kantor banyak yang tidak dipelihara dengan baik. Padahal dengan
ketidak nyamanan dari sarana toilet akan mengganggu kinerja karyawan bahkan
bisa menghambat kerja karyawan dan para tamu/pengunjung kantor.
Fungsi
utama dari toilet itu sendiri adalah sebagai berikut:
1. Sebagaiatempatasanitasiabuangaairbesaramaupunabuangaairakecil ;
2. Sebagaiatempatacuciatanganaatau-punamuka ;
3. Tempatauntukabercerminamaupunbersolek
4. Tempatauntukamembersihkanadiri
Fungsi toilet itu sendiri sangatlah penting yang
dimana apabila mengalami kendala akan menghambat produktivitas pekerjaan.
Keadaan yang bisa dibilang sudah
menjadi keadaan umum yang terlihat pada suatu kantor adalah sebagai berikut:
1. Jumlah
toilet yang tidak disesuaikan dengan jumlah karyawan ataupun jumlah lantai. Hal
tersebut kadang dapat menyebabkan para karyawan harus mengantre apabila akan
menggunakan toilet yang akhirnya akan menghabiskan waktu pekerjaan. Karyawan
yang mengantre untuk menggunakan toilet akan meninggalkan pekerjaannya dan akan
menghambat/menunda pekerjaan atau saat jam istirahat para karyawan akan
menumpuk untuk mengantre menggunakan toilet.
2. Tidak
disediakan toilet bagi penyandang disabilitas, kantor yang tidak menyediakan
toilet khusus penyandang disabilitas akan menyulitkan pegawai maupun tamu
penyandang disabilitas.
3. Toilet
kadang mengalami krisis air, keadaan seperti itu sangat merugikan para
pegawai/karyawan yang sedang bekerja. Mereka akan kesulitan untuk buang air
sehingga mengakibatkan terganggunya konsentrasi ataupun pekerjaan mereka.
Menahan buang air kecil maupun besar sangat mengganggu aktivitas seseorang dan
pada akhirnya mereka tidak akan bekerja dengan baik. Bahkan menahan buang air
akan menimbulkan penyakit-penyakit yang berbahaya. Dengan keadaan toilet yang tidak
ada air akan menjadikan penilaian buruk bagi tamu atau pengunjung ke kantor
tersebut.
4. Keadaan
yang paling umum terjadi di toilet-toilet kantor adalah KOTOR. Keadaan toilet
yang kotor akan mengakibatkan ketidak nyamanan bagi para pegawai maupun tamu kantor.
Toilet yang kotor akan mencerminkan keadaan kantor tersebut karena kebersihan
seseorang ataup un suatu tempat dapat dilihat dari keadaan toiletnya. Apabila
toilet dalam sebuah kantor dalam keadaan kotor berarti para pegawai yang
bekerja pada kantor tersebut memiliki kebiasaan yang “jorok”.
5. Ventilasi
yang buruk, sehingga ruangan menjadi bau.
6. Toilet
kering yang “basah”. Di beberapa kantor toilet kering sering dijadikan pilihan
karena dianggap lebih rapih dan bersih. Toilet kering tersebut adalah toilet
yang menyediakan toilet duduk pada umunya atupun toilet jongkok yang dimana
penggguna toilet tersebut hanya menggunakan tissue
atau flush dan jet sprayer saja untuk menghindari
lantai toilet menjadi basah. Meskipun OB yang memiliki tugas untuk memberisihkan
toilet yang basah dalam waktu yang intens tapi banyak pengguna toilet yang
masih menggunakan flush yang tidak
rapi.
7. Peralatan
toilet yang tidak berfungsi dengan baik. Seperti kloset yang mempunyai lid yang
ruksak, flusher tidak berfungsi, jet sprayer bocor, kloset tersumbat, hand dryer tidak berfungsi, pengunci
pintu ruksak, air di urinal mengalir terus, lampu tidak berfungsi, dan tempat
sabun mampet akan mengakibatkan ketidak- nyamanan pengguna dan akan
menghasilkan citra buruk bagi suatu kantor oleh tamu/pengunjung.
8. Perlengkapan
toilet yang tidak tersedia. Tissue toilet
yang habis akan membuat pengguna toilet tidak nyaman dan sabun yang tidak di refill sehingga dibiarkan kosong begitu
saja.
9. Keadaan
toilet yang tidak nyaman seperti tidak ada gagang pintu/rusak, pafon lembab dan
bocor, dan dudukan partisi di ruang kubikal tidak sempurna.
10. Cleaning service yang
kasar dan tidak peduli
11. Praktik
yang tidak aman dan tidak higienis
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor,
yaitu:
·
Kurangnya perencanaan dalam
perawatan sehingga reaki lebih rendah dibandingkan dengan pencegahannya.
·
Tidak adanya toilet attendance yang selalu stand
by selama operasional toilet sehingga pengawasan terhadap keadaan toilet
sangat kurang.
·
Petugas kebersihan kurang
berpengalaman dan tidak melalui jenjang pelatihan atau training
·
Petugas kebersihan minim
pengetahuan mengenai pengetahuan umum menangani toilet, kebersihan standar
toilet, dan cara pemeliharaan toilet.
·
Frekuensi perawatan toilet yang
kurang.
Keadaan tersebut harus menjadi perhatian khusus bagi
kantor-kantor yang beroperasi. Karena keadaan yang tidak nyaman dan aman (tidak
ergonomis) akan menghambat pekerjaan dan produktivitas para pegawai sehingga
menghasilkan pelayanan yang tidak maksimal.
Keadaan seperti itu pula akan mengakibatkan citra yang
buruk bagi suatu kantor karena para tamu/pengunjung beranggapan toilet adalah
penilaian pentng untuk melihat keadaan kantor tersebut.
MEMINIMALISIR
MASALAH YANG TIMBUL PADA TOILET
·
Mengikuti standar pembuatan toilet yang sudah
ada.
·
Membuat jadwal perawatan, pengontrolan,
dan perbaikan.
·
Membuat Standard Operating Procedures.
·
Pemberian pelatihan dan penyuluhan
terhadap petugas kebersihan sehingga menciptakan petugas yang kompeten dan
profesional.
·
Memonitor melalui inspection schedule.
STANDAR PEMBUATAN TOILET
Kantor-kantor banyak yang
menggunakan standar toilet yang sudah ada dan yang sudah diketahui. Namun,
banyak pula yang tidak memerhatikan standar tersebut yang dijadikan sebagai
acuan dalam pembuatan toilet. Kenyamanan dalam penggunaan toilet akan
meningkatkan kualitas kerja pegawai dalam kantor tersebut.
Sebagai acuan dalam
pembuatan toilet kantor yang sesuai dengan standar dapat dilihat pada Lampiran
III,Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,Nomor 14/PRT/M/2017
mengenai Persyaratan Kemudahan Gedung, Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, serta Pedoman
Gerakan Nasional Standarisasi Toilet Umum Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Tipe toilet dibagi menjadi :
a)
Toilet dengan tipe “toilet standar” menggunakan jenis kloset jongkok ;
Toilet dengan tipe “toilet standar” menggunakan jenis kloset jongkok ;
b)
Toilet dengn tipe “toilet moderat” menggunakan dua jenis kloset yaitu kloset jongkok dan duduk dengan catatan jumlah kloset harus sebanding ;
Toilet dengn tipe “toilet moderat” menggunakan dua jenis kloset yaitu kloset jongkok dan duduk dengan catatan jumlah kloset harus sebanding ;
c)
Toilet dengan tipe deluxe menggunakan jenis kloset duduk lebih
banyak daripada kloset jongkok.
2.
Secara teknis diukur dari poros/as dinding, luas untuk posisi buang air
menggunakan toilet duduk maupun jongkok adalah:
-
Memiliki lebar min. 0.8m
-
Memiliki panjang min. 1.5m
-
Memiliki ketinggian plafond min. 2.2m
-
Luas min. Dengan panjang x lebar x tinggi adalah 0.8m x 1.5m x 2.2m
(disarankan 0.9m x 1.6m x 2.4m)
3.
Toilet untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan aksesnya.
4.
Penempatan toilet lebih baik adalah satu kesatuan dengan ruang
utamanya.
5.
Penggunaan penanda yang informatif di dalam toilet.
6.
Lantai dipilih dari material yang berstekstur dan tidak licin.
7.
Pintu dilengkapi dengan engsel yang dapat menutup sendiri.
8.
Toilet diberi sirkulasi udara yang memadai melalui jendela ataupun bovenlicht.
9.
Di dalam toilet harus memiliki cahaya yang memadai dengan standar
iluminasi min.100 lux.
10. Kelembaban udara dalam
ruangan antara 40% sampai 50%.
11. Lantai toilet memiliki
kelandaian min. 1% dari panjang atau lebar lantai.
12. Lantai toilet memiliki
ketingian yang lebih rendah daripada lanta ruangan toilet yang memadai.
13. Water closet ditempatkan pada kompartemen yang terpisah.
14. Agar tidak licin, rapi, dan
bersih lapisi lantai dan dinding toilet dengan lapisan kedap air (waterproofing).
15. Toilet memiliki kelengkapan
ruangan seperti:
i)
aaa Cermin
ii)
aaa Bak cuci tangan
iii)
aaa Sanitizer
iv)
aaa Sabun cair
v)
aaa Pengering tangan
vi)
aaa Tisu
vii)
aaa Tempat sampah
viii)
Penggantung pakaian
ix)
aaa Kloset
x)
aaa Jetshower
xi)
aaa Bidet
xii)
aaa Pengharum ruangan
xiii)
Exhaust fan
xiv)
Keran air
xv)
aaa Urinal
Setelah melihat kondisi
toilet yang berada di beberapa kantor masih banyak toilet yang belum sesuai
dengan standar, meskipun beberapa kantor ada yang telah memenuhi standar
tersebut. Selain menyediakan toilet pada umumnya, kantor sebaiknya menyediakan
toilet bagi penyandang disabilitas meskipun mungkin para pegawai yang bekerja
pada kantor tersebut tidak ada penyandang disabilitas tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa ada tamu kantor yang merupakan penyandang disabilitas.
Standar untuk pembuatan toilet penyandang
disabilitas adalah sebagai berikut:
1.
Setiap toilet baik laki-laki maupun perempuan harus disediakan paling sedikit 1 buah toilet untuk penyandang disabilitas.
Setiap toilet baik laki-laki maupun perempuan harus disediakan paling sedikit 1 buah toilet untuk penyandang disabilitas.
2.
Luas dari ruang dalam toilet bagi penyandang disabilitas minimal
berukuran 1.525mx2.275m dengan pertimbangan ruang gerak kursi roda.
3.
Lebar bersih pintu toilet minimal 0.7m dan untuk penyandang disabilitas
0.9m.
4.
Arah daun pintu bagi penyandang disabilitas membuka keluar toilet dan memiliki ruang bebas minimal 1.525m antara pintu dan permukaan terluar kloset. Apabila membuka ke arah dalam, mala harus diberikan ruangbebas yang cukup untuk pengguna kursi roda melakukan manuver 180o dan membuka/menutup daun pintu.
Arah daun pintu bagi penyandang disabilitas membuka keluar toilet dan memiliki ruang bebas minimal 1.525m antara pintu dan permukaan terluar kloset. Apabila membuka ke arah dalam, mala harus diberikan ruangbebas yang cukup untuk pengguna kursi roda melakukan manuver 180o dan membuka/menutup daun pintu.
5.
Pintu toilet dilengkapi dengan plat tendang dibagian bawah pintu untuk
pengguna kursi roda dan penyandang disabilitas netra pada toilet penyandang
disabilitas.
6.
Disediakan emergency sound button atau tuas khusus yang berada di dalam toilet penyandang disabilitas apabila terjadi keadaan darurat.
Disediakan emergency sound button atau tuas khusus yang berada di dalam toilet penyandang disabilitas apabila terjadi keadaan darurat.
7.
Tuas toilet di toilet bagi penyandang disabilitas diletakkan ditempat
yang terjangkau.
8.
Toilet bagi penyandang disabilitas dilengkapi dengan pegangan rambat
untuk memberi kemudahan bagi pengguna kursi roda untuk berpindah dari kursi
roda ke atas kloset atau sebaliknya.
Adapula
standar bagi pembuatan toilet untuk anak-anak adalah sebagai berikut:
1.
Luas dari ruang dalam toilet anak-anak minimal berukuran 0.75mx1m.
2.
Toilet untuk anak-anak atau toilet umum perlu dilengkapi dengan
WC,Urinal, dan bak cuci tangan dengan ketinggian yang dapat dijangkau oleh
anak-anak.
STANDAR
BAK CUCI TANGAN
PersyaratanaTeknis :
1.
Dalam pemasangan bak cuci tangan harus diperhatikan agar dapat
menghindari dari percikan air ke sekitar bak cuci tangan, lantai, dan pengguna.
2.
Ukuran bak cuci tangan yang dimiliki yaitu minimal 45cm x 60cm.
3.
Bak cuci tangan bagi orang dewasa disarankan memiliki ketinggian 85cm.
4.
Bak cuci tangan bagi pengguna kursi roda yaitu 75cm.
5.
Bak cuci tangan bagi anak-anak disarankan memiliki ketinggian 70cm.
6.
Penggunaan kran air dengan sistem sensor maupun manual dipertimbangkan
untuk kenyamanan pengguna (disarankan untuk menggunakan sensor untuk
menghindari sneezing effect).
7.
Perhatikan untuk ruang bebas pengguna bak cuci tangan yang setidaknya memiliki jarak 60cm dari tepi bak cuci tangan dengan sirkulasi 60cm.
Perhatikan untuk ruang bebas pengguna bak cuci tangan yang setidaknya memiliki jarak 60cm dari tepi bak cuci tangan dengan sirkulasi 60cm.
STANDAR
URINAL
PersyaratanaTeknis:
1.
Ketinggian untuk pemasangan urinal orang dewasa yaitu 60cm dari lantai.
2.
Pemasangan urinal untuk anak-anak dapat menggunakan jenis floor
standing atau dapat dibuat langsung diatas lantai. Ketinggian pemasangan
urinal paling tinggi adalah 40cm dari lantai.
3.
Pemasangan urinal untuk penyandang diasbilitas perlu disediakan urinal
(floow-standing urinal).
4.
Urinal yang hendak digunakan harus dilengkapi dengan tombol flush dan/atau
peralatan pelengkap flush otomatis untuk menyiram urinal sebelum
digunakan.
5.
Urinal disarankan menggunakan jenis tombol flush yaitu dual
flush dengan penggunaan air minimum 3.4liter dan maksimal 6liter.
6.
Perlu diperhitungkan jarak antar urinal yaitu minimal 70cm dengan sekat
pemisah (modesty board) ukuran min. 40cm x 80cm.
7.
Urinal yang baik dilengkapi dengan urine protector untuk menjaga
badan/pakaian pengguna dari cipratan urin.
8.
Urinal dilengkapi spray yang diaktifasi dengan sistem ganda
yaitu sensor dan manual agar pengguna dapat membersihkan setelah menggunakan
urinal.
9.
Modesty Board dipasang secara
menggantung dan tidak boleh menyentuh lantai untuk menjaga privasi pengguna dan
kebersihan lantai dibawah urinal.
10.
Perhatikan untuk ruang bebas pengguna urinal yang memiliki jarak 60cm dari teoi sekat pemisah dengan risrkulasi 60cm.
Perhatikan untuk ruang bebas pengguna urinal yang memiliki jarak 60cm dari teoi sekat pemisah dengan risrkulasi 60cm.
STANDAR
JUMLAH TOILET
Jumlah
toilet dalam suatu kantor perlu diperhitungkan sesuai dengan besar atau
kecilnya suatu kantor tersebut, jumlah karyawan yang bekerja, dan jenis kelamin
dari karyawan yang bekerja pada kantor tersebut.
Dipersyaratkan dalam unit
pengolahan memiliki jumlah toilet sebagai berikut:
·
1 sampai dengan 9 orang adalah 1 unit
toilet.
·
10 sampai dengan 24 orang adalah 2 unit
toilet.
·
25 sampai dengan 49 orang adalah 3 unit
toilet.
·
50 sampai dengan 100 orang adalah 5 unit
toilet.
Dengan catatan setiap
adanya penambahan 30 orang pekerja dari 100 orang pekerja harus ditambah 1 unit
toilet.
Perbandingan
yang ideal jumlah toilet perempuan adalah 1:25 dari jumlah pegawai perempuan
sedangkan untuk pria adalaha1:40.
STANDAR
MENGGUNAKAN KLOSET
Penggunaan toilet yang baik dan benar akan memelihara
umur kloset. Apabila pegawai kantor dapat menggunakan kloset dengan baik dan
benar maka akan tercipta kenyamanan dan kebersihan bagi para pengguna.
Kloset Duduk
-
Membuka penutup kloset dengan baik. Apabila
laki-laki hendak membuang air kecil, maka buka penutup kloset yang kedua untuk
menghindari cipratan pada tempat duduk kloset.
-
Duduk dengan posisi yang nyaman dan
dilarang untuk jongkok diatas toilet karena akan membahayan diri sendiri dan merusak
kloset duduk karena beban yang diberikan kepada kloset akan lebih besar.
-
Untuk membasuh gunakan jet sprayer disamping kloset atau
menggunakan pembersih otomatis yang berada disebelah kanan kloset (tergantung
jenis kloset duduk yang tersedia) putar secara perlahan. Jangan memutar pembersih
tersebut dalam posisi berdiri karena akan mengakibatkan pengguna tersiram air. Apabila
pengguna menggunakan tissue untuk
membersihkan maka gunakan tissue seperlunya saja.
-
Bilaslah kloset setelah digunakan, pada
saat pembilasan disarankan untuk menutup kloset untuk menghindari sneezing effect.
-
Buanglah sampah/tissue pada tempat sampah yang disediakan.
-
Apabila untuk wanita yang hendak membuang
pembalut, maka buanglah pada lady-bin yang
tersedia di toilet tersebut.
Kloset Jongkok
-
Jongkok dengan posisi yang benar.
Jongkok dengan posisi yang benar.
-
Saat akan membersihkan, kebanyakan toilet
yang menyediakan toilet jongkok tidak menyediakan tissue atau kertas toilet namun menyediakan jet sprayer atau wadah air.
-
Apabila yang disediakan wadah air, maka
biasanya akan ada gayung kecil, tuangkan air dengan gayung, lalu bersihkan diri
menggunakan tangan.
-
Apabila yang disediakan jet
sprayer maka bersihkan diri dengan menyemprotkan air lalu bersihkan diri
dengan tangan.
-
Apabila tersedia kertas/tissue toilet, pengguna dapat
menggunakannya dan membersihkan menggunakan kertas/tissue toilet tersebut.
-
Membuang sampah/tissue pada tempat sampah yang telah
disediakan.
-
Siram kloset menggunakan tuas yang berada
dibelakang kloset. Namun, kebanyakan toilet jongkok tidak menggunakan tuas
sehingga pengguna harus menyiramnya menggunakan air di wadah air menggunakan
gayung. Siramlah hingga bersih dengan perlahan agar menghindari percikan air
akan menempel pada badan/pakaian pengguna.
-
Gunakan sikat yang tersedia untuk membersihkan
jejak kaki ditempat tumpuan kaki toilet jongkok.
STANDAR
MENGGUNAKAN URINAL
-
Pengguna menghadap ke arah urinal dengan
posisi berdiri.
-
Jangan meninggalkan urinal sebelum membersihkan
dengan flush yang tersedia.
STANDAR
MENGGUNAKAN BAK CUCI TANGAN
-
Saat akan menggunakan nyalakan kran air sesuai
dengan suhu yang diinginkan (apabila ada pengatur suhu).
-
Membuka kran sesuai dengan kebutuhan.
-
Apabila hendak mencuci tangan menggunakan
sabun, maka tutup kran terlebih dahulu.
-
Setelah menggunakan, tutup kran air.
-
Mengelap/membersihkan kran air daerah yang
basah selepas menggunakannya menggunakan towel
atau tissue yang tersedia.
KEBERSIHAN
TOILET
Kebersihan
di tempat kerja sangat penting bagi kesehatan para pekerja kantor dan pengunjung/
tamu kantor. Sayangnya, banyak pegawai kantor yang tidak sadar berapa mudahnya
menyebarkan penyakit dari kuman dan bakteri berbahaya. Terutama penyebaran yang
diakibatkan dari toilet ke seluruh bagian kantor.
Media
penyebarannya sangatlah mudah yaitu dari gagang pintu, alat permukaan meja,
peralatan kantor, dan media lainnya. Dalam waktu singkat, perpindahan virus dan
bakteri dapat dengan mudah berpindah dari tempat satu ketempat lainnya dan
dikontaminasi silang ke berbagai peralatan atau interaksi antar pekerja.
STANDAR
MINIMAL KEBERSIHAN TOILET
Standar kebersihan yang harus dimiliki oleh toilet
menurut Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah sebagai berikut:
·
Toilet bebas dari bakteri,virus, dan kuman
penyakit dan kotoran.
·
Kloset bebas dari noda, bau tak sedap,
tidak ada endapan, dan tidak tersumbat.
·
Urinal terbebas dari bau dan bebas dari
noda.
·
Adanya air bersih untuk membilas dan tissue toilet untuk mengeringkan.
·
Toilet dilengkapi dengan tempat sampah
tertutup.
·
Di dalam toilet tidak terdapat kerak air
pada bagian bowl kloset/bak cuci tangan/cermin/keran air dan pertemuan antara
dinding dan lantai.
·
Lantai toilet tidak licin.
·
Lantai di dalam toilet dijaga dalam
keadaan kering dan bersih.
·
Bak cuci tangan terbebas dari sisa-sisa
rambut yang berceceran dipermukaan ataupun pembuangan bak cuci tangan.
·
Pintu pada kompartrmen/partisi bebas dari
debu,coetan, dan terpasang denganbaik.
PENGARUH
TOILET TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR
Dengan keadaan toilet yang memenuhi standar
akan membuat pegawai kantor bekerja dengan maksimal dan tanpa hambatan. Toilet yang
sesuai dengan standar bukan berarti hanya memenuhi kelengkapan fasilitas yang
dimiliki tetapi harus memenuhi standar kesehatan dan kebersihan toilet pula.
Peralatan dan perlengkapan toilet yang
memadai akan menimbulkan kenyamanan pegawai yang akan menggunakannya. Tidak hanya
untuk pegawai tetapi untuk para tamu juga akan merasakan kenyamanan dan memberi
kesan yang positif bagi kantor tersebut.
Kantor yang dalam keadaan tidak baik akan
menimbulkan banyak permasalahan dan menghambat pekerjaan kantor. Misalkan dengan
“mampet” nya saluran air maka para pegawai yang akan menggunakan toilet harus
menahan untuk buang air sehingga pada saat bekerja pegawai tersebut tidak akan
konsentrasi bahkan akan memberikan pelayanan yang buruk. Dari hal tersebut pula
akan timbul masalah lainnya yaitu penyakit akibat buang air, dari situ sang
pegawai tidak bisa menjalankan pekerjaannya di kantor dan menghambat alur pekerjaan
kantor. Mungkin masalah toilet itu simpel tetapi dapat berpengaruh besar
apabila tidak diperhatikan dengan baik.
Belum lagi apabila dengan adanya sneezing effect atau “efek bersin yang dikeluarkan oleh kloset setelah proses penyiraman.
Sneezing effect merupakan
efek yang ditimbulkan setelah pengguna kloset melakukan penyiraman, sehingga
menumbulkan awan atau uap air yang mengandung mikroorganisme yang terdapat pada
air seni atau kotoran. Saat proses inilah akan hadir penyebaran bakteri, virus,
atau kuman ke udara atau melalui tangan yang menyentuh gagang pintu, keran,
berjabat tangan, dan seterusnya sehingga penyebaran tersebut sangat cepat
menginfeksi seluruh tempat dan orang di dalam kantor.
Kesimpulan
Dalam
suatu kantor diperlukan perhatian khusus dalam pembuatan toilet. Toilet tersebut
diharapkan dapat menunjang pegawai dan elemen dalam suatu kantor. Manusia yang
hidup pada hakikatnya menjalankan metabolisme tubuh yang menghasilkan sisa-sisa
metabolisme yang harus dibuang karena itu merupakan suatu zat yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh sehingga harus segera dibuang untuk menghindari penyakit
yang bisa timbul akibat penumpukan hasil ekskresi tersebut. Maka dari itu
manusia membutuhkan tempat pembuangan yang dinamakan toilet, mungkin terdengar
sederhana tapi peran toilet tersebut sangat besar bagi manusia.
Dengan keadaan toilet yang tidak nyaman akan
memengaruhi kegiatan pegawai yang dapat
merugikan kantor. Oleh sebab itu, sebelum membuat toilet perlu diperhatikan
standar yang dibutuhkan dan bagaimana cara untuk menjaga dan memeliharanya agar
tetap nyaman dan bersih.
Kegiatan untuk menjaga dan memelihara
toilet bukan hanya tugas pegawai kebersihan tetapi kita semua para pengguna
toilet yang harus disiplin dalam menggunakan toilet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar